Cara Melakukan Pemboran :
Bila sumur percobaan telah dipastikan letaknya dan pemboran telah diputuskan, pekerjaan-pekerjaan yang menanti sesudah itu cukup banyak. Jika kebetulan tempat tersebut jauh terletak dalam hutan, jalan-jalan harus dibangun terlebih dahulu atau merencanakan pengangkutan lewat udara. Berbagai fasilitas lain juga harus disiapkan seperti rumah, bengkel, perlistrikan, air dan lain-lain. Bilamana perlengkapan itu telah tersedia, barulah dibangun menara bor dan percobaan pemboran dapat dimulai.
Menara pemboran yang dipakai dalam mencari minyak ini terbuat dari rangka-rangka baja yang sangat kokoh yang tingginya kira-kira 40m. pada bagian sebelah bawah terdapat lantai yang ditengah-tengahnya terpasang sebuah meja putar yang digerakkan dengan mesin. Di bagian atasnya terdapat sebuah alat pengangkat dengan sebuah kerekan. Sebuah pipa persegi yang dinamakan “ Kelly” dikaitkan pada pipa bor sedangkan pada ujung sebelah bawah dipasang kawat bor yang bergerigi. Pahat ini bentuknya menyerupai pahat gurdi tukang kayu dan cara kerjanya hampir sama. Bila mesin dihidupkan dan meja putar mulai bergerak, pipa dan pahat bor ikut sama-sama berputar. Begitu pahat tersebut menyentuh tanah, maka mulailah proses pemboran sumur itu yang dibantu oleh tekanan berat batang-batang besi pembawa dan pipa bor. Manakala mata bor itu telah mencapai kedalaman dua atau tiga puluh kaki masuk ke dalam tanah, ia ditarik lagi ke atas untuk kemudian dipasang sebuah tabung atau pipa baru yang ditaruh tepat antara Kelly dan pahat bor. Pipa itu selanjutnya ditanam kembali sedalam mungkin dan pekerjaan pemboran dilanjutkan.
Semacam lumpur yang mengandung bahan-bahan kimia digunakan pada saat pemboran dijalankan. Lumpur ini dipergunakan sebagai alat pelicin dan pendingin pahat serta untuk menyumbat sisi-sisi lubang supaya tidak longsor. Ia dimasukkan ke dalam sumur dengan jalan memompakkan melalui tabung dan pahat bor. Lumpur ini kemudian naik kembali ke atas permukaan tanah melalui rantai bor dan dinding pipa dengan membawa kepingan-kepingan batu yang dikerat oleh pahat bor di dalam tanah.
Pada setiap kali penambahan pipa bor, rantai bor harus ditarik dahulu ke atas dimana penyambungan dilakukan. Itulah sebabnya menara itu dibuat cukup tinggi, supaya memungkinkan melakukan pakerjaan penambahan pipa-pipa tersebut.
Suatu usaha pemboran dikatakan berhasil bila terdapat indikasi-indikasi berupa kepingan-kepingan batu atau tanah yang terbawa oleh Lumpur dari dalam sumur kepermukaan.
Sistem Sirkulasi ( Circulating System )
Fungsi utama dari system sirkulasi adalah mengangkat serpihan cutting dari dasar sumur ke permukaan. Skema dari system sirkulasi dapat dilihat pada gambar 1. Fluida pemboran umumnya berupa suspensi dari clay dan material lainnya dalam air yang sering disebut dengan fluida pemboran. Aliran dari fluida pemboran melewati:
Dari steel tanks ke mud pump
Dari mud pump ke high-pressure surface connection dan ke drillstring
Dari drillstring ke bit
Dari nozzle bit ke atas annulus lubang dengan drillstring sampai ke permukaan
Masuk ke contaminant-removal equipment dan kembali ke suction tank.
Peralatan Utama dari Circulating System adalah :
Mud pump : Berfungsi untuk memompa fluida pemboran dengan tekanan tinggi. Ada dua macam mud pump yaitu : Duplex dan triplex, perbedaan utamanya adalah dalam jumlah torak dan cara kerjanya
Mud pits : Suatu kolam tempat lumpur sebelum disirkulasikan.
Sistem pit dan susunan dari peralatan yang menangani lumpur di atas pit dirancang atas pertimbangan drilling engineer.
Biasanya rig mempunyai dua atau tiga pit dengan ukuran lebar 8-12 ft, panjang 20-40 ft dan tinggi 6-12 ft. Volumenya berkisar antara 200-600 bbl.
Pada operasi-operasi di offshore dapat ditambahkan 1-3 pit untuk penyimpanan kelebihan lumpur dan untuk lumpur yang mempunyai densitas tinggi.
Pit pertama dilengkapi peralatan pengontrol solid. Dahulu pit kedua dipakai untuk tempat mengendapkan solid, walaupun ada perhitungan-prhitungan yang menunjukkan bahwa kebanyakan solid dalam lumpur tidak akan mengendap mengingat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan lumpur relatif singkat. Kini pit kedua dilengkapi beberapa peralatan pengontrol solid bila pit yang tersedia sejajar. Pada pit terakhir dilengkapi oleh pipa-pipa isap dan slugging pit untuk persiapan lumpur berat yang digunakan sebelum tripping dan pipa-pipa untuk memasukkan chemical treatment.
Pit-pit mempunyai sistem pengaduk yang memutar lumpur untuk mengurangi barite atau mngendapkan solid. Umumnya ada dua jenis pengaduk yaitu :
Perputaran kipas yang ditenggelamkan dan digerakkan masing-masing oleh motor listrik.
Pompa centrifugal dengan gerakkan jet dan lumpur yang ditembakkan untuk memecah viskositas yang tinggi dari lumpur di dalam lumpur.
Mud mixing equipment : Suatu peralatan yang berfungsi untuk mencampurkan bahan-bahan atau material pada lumpur dengan menggunakan mixing hopper.
Mixing Hopper : Peralatan berbentuk corong yang dipakai untuk menambahkan bahan-bahan padat ke dalam fluida pemboran pada saat treatment di dalam mud pit.
Contaminant removal : Suatu peralatan yang berfungsi untuk membersihkan fluida pemboran yang keluar dari lubang sumur setelah disirkulasi, terdiri dari:
Mud gas Separator, berfungsi untuk memisahkan gas-gas dari fluida pemboran.
Shale Shaker, berfungsi untuk memisahkan cutting berukuran besar dari fluida pemboran.
Degasser, berfungsi untuk memisahkan gas-gas dari fluida pemboran secara terus menerus.
Desander, berfungsi untuk memisahkan pasir dari fluida pemboran.
Desilter, berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel yang ukurannya lebih kecil dari pasiR.
my c0unter visit0r
Rabu, 17 Juni 2009
Rotary Drilling
Diposting oleh migasnet01_novi715 di 21.21 0 komentar
cadangan minyak terbesar
Ungkapan Kolonel Potts tahun 1888, bahwa jika salah satu dari tiga sektor utama bisnis minyak, yaitu produksi, distribusi, dan pemasaran, dikuasai, maka dua sektor lain akan dikuasai pula, telah menjadi sumber inspirasi bagi John D Rockefeller dalam mengelola perusahaannya, Standard Oil, yang merajai bisnis perminyakan pada awal abad ke-20.
Nama Standard Oil sekarang sudah tidak ada, tetapi jelmaan perusahaan minyak raksasa Amerika itu masih tetap menguasai bisnis yang menentukan dinamika politik dan perekonomian dunia hingga sekarang.
Rockefeller pantas bersumpah serapah ketika dikenai undang-undang antimonopoli (Antitrust Act) oleh Pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1911 sehingga dia terpaksa memecah perusahaannya menjadi 35 buah, yang kebanyakan dengan nama singkatan SO, seperti SOHIO untuk Ohio, SOCONY untuk New York, Esso yang kemudian berubah menjadi Exxon, dan lain-lain. Perusahaan-perusahaan pecahan itu di kemudian hari mengalami merger lagi, seperti Exxon dan Mobil (gabungan SOCONY dan Vacuum Oil) menjadi ExxonMobil pada tahun 2000.
Rockefeller hingga anak keturunannya sampai sekarang telah menguasai ketiga sektor bisnis minyak secara keseluruhan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, yang 90 persen lebih produksi minyak mentahnya dikuasai asing.
Menguasai transportasi
Rockefeller memulai bisnisnya di Cleveland, Ohio, pada akhir 1800-an dengan menyewakan ratusan truk tangki pengangkut minyak mentah kepada perusahaan pengeboran minyak dari sumur minyak yang baru ditemukan saat itu. Perusahaan Rockefeller, Union Tanker Car, yang memiliki paten desain truk tangki (seperti yang sekarang digunakan Pertamina untuk mengangkut BBM), menguasai transportasi minyak mentah dari lokasi pengeboran di daerah Ohio ke tempat pengilangan minyak di New York.
Rockefeller sebenarnya bukanlah seorang ahli perminyakan. Dia hanyalah menyewakan truk tangki dan memperoleh keuntungan dari membeli ladang minyak dan kilang minyak dengan harga yang dipaksakan. Hal itu baru ketahuan setelah beberapa dekade kemudian.
Truk tangki buatan Union Tanker Car menjadi mesin uang saat itu menggantikan truk bak terbuka dari kayu, yang banyak dipakai sebelum tangki minyak ditemukan. Beberapa bulan setelah produksi dan pengangkutan mulai berjalan, dan setelah perusahaan-perusahaan pengilangan minyak baru selesai membangun kilang baru untuk menampung aliran minyak yang melimpah, Union Tanker membatalkan kontrak penyewaan angkutan tangkinya. Karena tidak ada perusahaan penyewaan lain, dalam beberapa bulan setelah melakukan investasi besar-besaran banyak perusahaan pengeboran dan pengilangan minyak yang terancam mengalami kebangkrutan. Kemudian Rockefeller mendatangi perusahaan-perusahaan yang dalam kondisi sekarat itu dan membelinya dengan harga yang sangat murah melalui lembaga keuangan Standard Oil.
Antara tahun 1900-1910 Standard Oil menguasai hampir seluruh ladang minyak di California, Texas, Arkansas, New Jersey, Ohio, dan beberapa negara bagian lain. 90 persen bisnis minyak Amerika saat itu berhasil dimiliki atau dikuasainya.
Untuk menghadapi undang-undang antimonopoli Pemerintah Amerika, Rockefeller kemudian mengambil sebagian besar asetnya untuk membentuk 12 bank, yang kemudian disebut Federal Reserve (The Feds), pada tahun 1911. Dua tahun kemudian dia berhasil menjual ke-12 bank itu kepada Kongres Amerika. Sejak tahun 1913 seluruh pajak negara dibayar melalui bank swasta dalam sistem Federal Reserve.
Dengan demikian, meskipun Standard Oil telah dipecah-pecah, Rockefeller masih tetap menguasai aset yang cukup untuk mendikte permainan politik Amerika dan dunia selama abad ke-20. Menurut Marshall Douglas Smith dalam tulisannya yang berjudul Black Gold Hot Gold (2001), perpolitikan dunia selama abad ke-20 sarat dengan skandal minyak. Dikatakan, Perang Dunia I dan II tidak lain juga hasil konspirasi Standard Oil bersama Shell dan British Petroleum (BP) untuk membagi-bagi peta ladang minyak dunia. Shell dan BP Oil sendiri juga merupakan perusahaan hasil merger atau telah diambil alih asetnya oleh pecahan perusahaan Standard Oil.
Perang Irak tidak lain juga merupakan sandiwara para pengusaha minyak raksasa multinasional. Majalah The Observer, yang terbit di London, menulis pada tanggal 26/1/2003, ChevronTexaco kemungkinan akan melaporkan kenaikan sebesar 300 persen. Chevron pernah merekrut hawkish Condoleezza Rice, Penasihat Keamanan Nasional Bush (sekarang Menlu AS), sebagai salah seorang anggota komisaris. Chevron sendiri awalnya juga merupakan gabungan dari dua pecahan perusahaan Standard Oil, yaitu Standard Oil California dan Standard Oil Kentucky.
Blok Cepu
Ceritanya beralih pada kasus Blok Cepu yang melibatkan ExxonMobil, yang merupakan penjelmaan Standard Oil 100 tahun yang lalu. Blok Cepu awalnya diusahakan oleh PT ####### Patra Gas (HPG) melalui technical assistance contract (TAC) dengan Pertamina. Dengan alasan tidak memiliki pendanaan yang cukup untuk mengeksploitasi cadangan minyak di blok itu, HPG kemudian melepas 49 persen sahamnya kepada Ampolex pada tahun 1997. Ampolex adalah perusahaan minyak yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh ExxonMobil.
Kontrak TAC HPG kemudian berubah menjadi TAC plus karena melibatkan investor asing. Menurut Kepala Badan Pengelolaan dan Pengawasan Kontraktor Asing (BPPKA) PT Pertamina Zuhdi Pane (Kompas, 28/2/ 2006), pelibatan investor asing dalam TAC sebenarnya tidak diperbolehkan secara peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, pihak Ampolex melakukan pendekatan terhadap pemerintah Soeharto untuk diloloskan.
Dalam perkembangannya kemudian, Mobil Oil mengambil alih 100 persen saham ####### di Cepu melalui Ampolex dan kemudian merger dengan Exxon menjadi ExxonMobil. Setelah selesai kontrak tahun 2010, semestinya Blok Cepu 100 persen menjadi milik Pertamina. Padahal, dengan berlakunya UU Migas 22/2001, TAC yang ada tidak boleh diperpanjang lagi (Petroleum Report 2003, US Embassy).
Kenapa pihak ExxonMobil 'ngotot' untuk mengambil alih Blok Cepu dari PT HPG dan ingin memperpanjangnya hingga 30 tahun?
Cadangan prospektif Blok Cepu di kedalaman kurang dari 1.700 meter mencapai 1,1 miliar barrel, sedangkan cadangan potensial di kedalaman di atas 2.000 meter diperkirakan 11 miliar barrel. Dengan demikian, Blok Cepu mengandung cadangan minyak terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia melampaui cadangan minyak di Indonesia secara keseluruhan, yang diperkirakan selama ini hanya sekitar 9,7 miliar barrel. Pihak ExxonMobil sudah barang tentu mengetahui hal ini. Adakah ExxonMobil lewat lobinya ke Pemerintah AS ikut menekan Indonesia hingga terjadi amandemen UUD 1945?
Tanggal 19 Mei 2003 majalah Time menulis, Selama lebih dari setengah abad, politik luar negeri AS yang berkaitan dengan minyak secara tipikal selalu manipulatif atau menyeleweng. Pola intrik yang dilancarkan AS mulai dari penulisan undang-undang secara rahasia hingga bentuk pelengseran sebuah pemerintahan yang mempunyai tingkat kebebasan terlalu tinggi dalam menangani penjualan minyaknya.
Menurut Marshall Douglas Smith juga, sebanyak 38 presiden Amerika terakhir seluruhnya adalah orang Standard Oil kecuali satu, Jimmy Carter.
Kontroversi Blok Cepu bukanlah pengecualian dari bentuk pola bisnis yang dikembangkan oleh ExxonMobil. Sungguh ironis, para pemimpin nasional kita menolak penguasaan Blok Cepu oleh bangsanya sendiri.
Diposting oleh migasnet01_novi715 di 21.14 0 komentar
Senin, 15 Juni 2009
TEKNIK SENSING UNTUK MELACAK LOKASI MINYAK DAN GAS BUMI
Bumi memiliki permukaan dan variabel yang sangat kompleks. Relief topografi bumi dan komposisi materialnya menggambarkan bebatuan pada mantel bumi dan material lain pada permukaan dan juga menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan. Masing-masing tipe bebatuan, patahan di muka bumi atau pengaruh-pengaruh gerakan kerak bumi serta erosi dan pergeseran-pergeseran muka bumi menunjukkan perjalanan proses hingga membangun muka bumi seperti saat ini. Proses ini dapat difahami melalui disiplin ilmu geo-morfologi.
Eksplorasi sumber daya mineral merupakan salah satu aktifitas pemetaan geologi yang penting. Pemetaan geologi sendiri mencakup identifikasi pembentukan lahan (landform), tipe bebatuan, struktur bebatuan (lipatan dan patahannya) dan gambaran unit geologi. Saat ini hampir seluruh deposit mineral di permukaan dan dekat permukaan bumi telah ditemukan. Karenanya pencarian sekarang dilakukan pada lokasi deposit jauh di bawah permukaan bumi atau pada daerah-daerah yang sulit dijangkau. Metode geo-fisika dengan kemampuan penetrasi ke dalam permukaan bumi secara umum diperlukan dalam memastikan keberadaan deposit ini ?inyak bumi dan gas dalam pembicaraan kita-. Akan tetapi informasi awal tentang kawasan berpotensi untuk eksplorasi mineral lebih banyak dapat diperoleh melalui interpretasi ciri-ciri khusus permukaan bumi pada foto udara atau citra satelit.
Belakangan analisa menggunakan citra satelit lebih banyak dilakukan daripada foto udara, karena citra satelit memiliki beberapa nilai lebih, seperti:
1. mencakup area yang lebih luas, sehingga memungkinkan dilakukan analisa dalam skala regional, yang seringkali menguntungkan untuk memperoleh gambaran geologis area tersebut;
2. memiliki kemungkinan penerapan sensor pendeteksi multi-spektral dan bahkan hiper-spektral yang nilainya dituangkan secara kuantitatif (disebut derajat keabuan atau Digital Number dalam remote sensing), sehingga memungkinan aplikasi otomatis pada komputer untuk memahami dan mengurai karakteristik material yang diamati;
3. memungkinkan pemanfaatkan berbagai jenis data, seperti data sensor optik dan sensor radar, serta juga kombinasi data lain seperti data elevasi permukaan bumi, data geologi, jenis tanah dan lain-lain, sehingga dapat ditentukan solusi baru dalam menentukan antar-hubungan berbagai sifat dan fenomena pada permukaan bumi.
Tulisan singkat ini akan mengupas bagaimana minyak dan gas bumi tersimpan di perut bumi, bagaimana hubungan lokasi tersimpannya mineral ini dengan struktur bebatuan di dalamnya. Proses rangkaian eksplorasi dijelaskan secara umum. Kemudian untuk menjelaskan potensi teknik remote sensing dalam menemukan lokasi tersebut, akan dijelaskan tentang fungsi pemetaan geologi dan hubungannya dengan pendugaan struktur bebatuan di bawah permukaan bumi, tempat yang memungkinkan ditemukannya minyak dan gas bumi.
Proses Pembentukan
Minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisma, kebanyakannya tumbuhan laut (terutama ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan, yang terkubur dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi. Cairan dan gas yang membusuk berpindah dari lokasi awal dan terperangkap pada struktur tertentu. Lokasi awalnya sendiri telah mengeras, setelah lumpur itu berubah menjadi bebatuan.
Minyak dan gas berpindah dari lokasi yang lebih dalam menuju bebatuan yang cocok. Tempat ini biasanya berupa bebatuan-pasir yang berporos (berlubang-lubang kecil) atau juga batu kapur dan patahan yang terbentuk dari aktifitas gunung berapi bisa berpeluang menyimpan minyak. Yang paling penting adalah bebatuan tempat tersimpannya minyak ini, paling tidak bagian atasnya, tertutup lapisan bebatuan kedap. Minyak dan gas ini biasanya berada dalam tekanan dan akan keluar ke permukaan bumi, apakah dikarenakan pergerakan alami sebagian lapisan permukaan bumi atau dengan penetrasi pengeboran. Bila tekanan cukup tinggi, maka minyak dan gas akan keluar ke permukaan dengan sendirinya, tetapi jika tekanan tak cukup maka diperlukan pompa untuk mengeluarkannya.
Proses Eksplorasi: Pemetaan Lineaments, Lithologic dan Geo-botanic
Eksplorasi sumber minyak dimulai dengan pencarian karakteristik pada permukaan bumi yang menggambarkan lokasi deposit. Pemetaan kondisi permukaan bumi diawali dengan pemetaan umum (reconnaissance), dan apabila ada indikasi tersimpannya mineral, dimulailah pemetaan detil. Kedua pemetaan ini membutuhkan kerja validasi lapangan, akan tetapi kerja pemetaan ini sering lebih mudah jika dibantu foto udara atau citra satelit. Setelah proses pemetaan, kerja eksplorasi lebih intensif pada metoda-metoda geo-fisika, terutama seismik, yang dapat memetakan konstruksi bawah permukaan bumi secara 3-dimensi untuk menemukan lokasi deposit secara tepat. Kemudian dilakukan uji pengeboran.
Sumbangan teknik remote sensing terutama diberikan pada proses pemetaan, yaitu pemetaan lineaments, jenis bebatuan di permukaan bumi dan jenis tetumbuhan.
Eksplorasi minyak dan gas bumi selalu bergantung pada peta permukaan bumi dan peta jenis-jenis bebatuan serta struktur-struktur yang memberi petunjuk akan kondisi di bawah permukaan bumi dengan yang cocok untuk terjadinya akumulasi minyak dan gas. Remote sensing berpotensi dalam penentuan lokasi deposit mineral ini melalui pemetaan lineaments. Lineaments adalah penampakan garis dalam skala regional sebagai akibat sifat geo-morfologis seperti alur air, lereng, garis pegunungan, dan sifat menonjol lain yang menampak dalam bentuk zona-zona patahan. Dengan menggunakan citra satelit gambaran keruangan alur air misalnya dapat dilihat dalam skala luas, sehingga kemungkinan mencari relasi keruangan untuk lokasi deposit mineral lebih besar.
Pemetaan lineament walaupun dapat dilakukan secara monoskopik (menggunakan satu citra), tetapi akan lebih produktif jika digabungkan dengan pemetaan lithologic atau pemetaan unit-unit bebatuan yang dilakukan secara stereoskopik (yang dapat mendeteksi ketinggian, karena dilakukan pada dua buah citra stereo). Kalangan ahli geologi meyakini bahwa refleksi gelombang elektromagnetik pada kisaran 1,6 sampai 2,2 mikrometer (=10-6 meter) atau pada spektrum pertengahan infra-merah (1,3 ·3,0 mikrometer) sangat cocok untuk eksplorasi mineral dan pemetaan lithologic. Keberhasilan pemetaan ini bergantung pada bentuk topografi dan karakteristik spektral sebagaimana diamati citra satelit. Untuk kawasan yang dipenuhi tumbuhan, mesti dilakukan pendekatan geo-botanic, yaitu pengetahuan tentang hubungan antara jenis tetumbuhan dengan kebutuhan nutrisi serta air pada tanah tempat tumbuhan ini tumbuh. Dengan demikian distribusi tetumbuhan pun dapat menjadi indikator dalam mendeteksi komposisi tanah dan material bebatuan di bawahnya.
Interpretasi citra dalam menemukan garis-garis patahan geologis memang membutuhkan keahlian tersendiri. Jika hanya mengandalkan lineaments, maka beberapa riset menunjukkan cukup banyak perbedaan interpretasi. Karenannya data garis ini dikorelasikan dengan karakteristik lain yang tertangkap sensor remote sensing, yaitu jenis bebatuan, yang merupakan cerminan mineralisasi permukaan bumi. Studi tentang jenis bebatuan dan respon spektral sangat membantu pencarian permukaan di mana deposit mineral tersimpan.
Penutup
Demikian sepintas potensi remote sensing dalam menemukan lokasi deposit minyak bumi dan gas. Potensi ini memuat proses pemetaan lineaments, pemetaan lithologic dan pemetaan sebaran jenis tumbuhan dan hubungannya dengan jenis tanah dan bebatuan di dasarnya (geo-botanic).
Pada kesempatan mendatang akan didiskusikan perkembangan sensor hyper-spectral yang memungkinkan identifikasi bebatuan lebih akurat lagi. Begitu juga aplikasi sensor radar memungkinkan pengenalan bebatuan sampai kedalaman tertentu. Potensi-potensi ini tetap mesti dikaji kehandalannya dengan bantuan interpretasi para ahli geologi.
Adi J. Mustafa, mahasiswa doktoral pada Center for Environmental Remote Sensing (CEReS), Chiba University, Japan dan peneliti pada Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan
Diposting oleh migasnet01_novi715 di 22.04 0 komentar
Minggu, 14 Juni 2009
Metode Perolehan Minyak dan Gas
Pada awal eksplorasi minyak dan gas bumi, penemuan hidrokarbon merupakan nasib baik dan perkiraan semata. Sukses awal diraih dengan melakukan pemboran tempat oil seep (rembesan minyak) didapat. Selanjutnya orang mulai membuat sumur pencarian minyak di puncak-puncak bukit. Pencarian migas di masa kini dilakukan berdasarkan iptek yang terus berkembang, terutama hasil studi geologi dan geofisika pada permukaan maupun di bawah permukaan.
1. EKPLORASI SECARA GEOLOGI
Berdasarkan cara dari pengambilan datanya, eksplorasi geologi dapat dibagi dua, yaitu:
1. Pengindraan jauh, yaitu studi mengenai bumi dengan memanfaatkan radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau diserap oleh permukaan bumi dengan panjang gelombang dari ultra violet. Pengindraan jauh dibagi menjadi empat macam yaitu : Aerial Photograpy (foto udara), Landsat Imagery (teknik satelit landsat), Thermal Infrared Imagery dan Radar Imagery.
2. Pemetaan geologi, merupakan metode tertua dalam eksplorasi geologi untuk mencari hidrokarbon dengan mengamati rembesan minyak yang tampak di permukaan bumi yang bersal dari struktur/perangkap dibawah tanah dan naik keatas melalui celah/rekahan yang terjadi diatas struktur tersebut.
2. EKSPLORASI SECARA GEOFISIKA
Metode geofisika banyak berhubungan dengan komposisi dan sifat-sifat fisik batuan. Ada tiga metode yang umum digunakan yaitu :
1. Survei Magnetik
2. Survei Gravitasi
3. Survei Seismik
2.1 Survey Magnetik
Dasar filosofi dari metoda ini adalah bahwa bumi mempunyai medan magnet yang kuat. Magnetometer adalah alat untuk mengukur magnetisasi dari batuan, yang umumnya dibawa dengan pesawat terbang untuk mengukur medan magnet suatu daerah dengan relatif singkat. Dengan cara ini daerah yang sulit didatangi, seperti rawa dan gurun pasir akan lebih mudah untuk diselidiki.
Magnetometer merekam perbedaan relatif antara magnetisasi bermacam batuan terhadap medan magnet bumi. Batuan yang banyak mengandung mineral magnetit seperti batuan beku, sulit sekali untuk mengandung hidrokarbon, sedangkan batuan sedimen yang kurang magnetis, lebih besar kemungkinan untuk mengandung minyak dan gas bumi.
2.2 Survei Gravitasi
Para ahli geofisik juga memanfaatkan medan gravitasi bumi yang bervariasi tergantung dengan distribusi massa dekat permukaan bumi.
Secara umum dapat diterangkan bahwa batuan yang berbeda densitasnya akan menghasilkan besaran gravitasi yang berbeda pula. Jika suatu batuan dengan densitas tinggi terletak dekat dengan permukaan bumi maka akan direkam besaran gravitasinya yang relatif tinggi pada sebuah gravimeter.
2.3 Survei Seismik
Suatu survei seismik umumnya merupakan akhir dari langkah eksplorasi sebelum suatu lokasi sumur pengeboran ditentukan. Berbeda dengan survei yang sebelumnya, survei seismik menyuguhkan gambaran struktur dan stratigrafi batuan yang lengkap dibawah permukaan tanah. Data bawah permukaan diterima oleh seismometer yang merekamnya pada seismograph, yang selanjutnya menghasilkan seismogram.
Seismogram inilah yang digunakan untuk membuat seismic section, yang merupakan penampang lintang dari keadaan bawah tanah.
Pada survei seismik, lubang-lubang (shot point) dengan jarak sama dibuat dan diisi dengan bahan peledak. Gelombang seismik yang timbul karena ledakan akan dipantulkan oleh batuan bawah permukaan tanah dan diterima oleh detektor yang peka (geophone) dari seismometer.
Diposting oleh migasnet01_novi715 di 01.10 0 komentar
Teori Terbentuknya Minyak dan Gas
Teori terbentuknya migas terdiri dari : teori anorganik (abiogenesa) dan teori organik (biogenesa).
1. Teori Anorganik/Abiogesa
Teori ini mempercayai bahwa minyak bumi terbentuk bukan dari jasad organik tetapi proses kimia yang terjadi di alam.
1.2. Teori Alkali Panas dengan CO2 (Berthelot, 1866)
Hipotesa teori ini menyatakan bahwa menganggap di dalam bumi terdapat logam alkali dalam keadaan bebas dan bertemperatur tinggi. Jika karbondioksida yang datang dari udara bersentuhan dengan alkali panas, maka akan terbentuk benzena (C6H6).
1.3 Teori Karbida Panas dan Air (Mendeleyeff, 1877)
Teori ini beranggapan bahwa di dalam kerak bumi terdapat karbida besi, kemudian air yang masuk ke dalam kerak bumi membentuk hidrokarbon yang membentuk minyak bumi.
1.4 Teori EmanasiVolkanik (Von Humbolt, 1805 dan Coste, 1903)
Teori ini menganggap bahwa hidrokarbon berasal dari magma dan keluar melalui patahan yang menghasilkan gunung api lumpur dan gunung api vulkanik.
1.5 Hipotesa Asal Kosmis
Teori ini menyatakan bahwa adanya kemungkinan hidrokarbon berasal dari luar angkasa/kosmis, hal ini diperkuat dengan ditemukannya hidrokarbon didalam meteorit.
TEORI ORGANIK / BIOGENESA
Teori organik adalah teori yang mempercayai bahwa minyak bumi berasal dari jasad organik dan tumbuhan. P.G. Macquir (1758) adalah Sarjana dari Perancis yang pertama kali menyatakan pendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan dan kemudian pendapat ini didukung oleh ahli-ahli lainnya.
Tumbuhan/hewan laut ►Terutama Plankton ►mati ►teronggok di dasar laut ► tertimbun sedimen halus ►terawetkan ► fosil ► proses ini berlangsung terus-menerus.
Menurut Teori Organik, proses pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga fase :
1. Pembentukannya sendiri yang terdiri dari :
a. Pengumpulan zat organik didalam sedimen
b. Pengawetan zat organik di dalam sedimen
c. Transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang terbentuk dan tersebar di dalam batuan sedimen ke perangkap dimana minyak terdapat.
3. Akumulasi minyak bumi yang terdapat pada lapisan sedimen sehingga terkumpul dan menjadi akumulasi yang komersil.
Diposting oleh migasnet01_novi715 di 01.09 0 komentar
Power System
Sistem tenaga pada operasi pemboran terdiri dari dua subkomponen utama, yaitu :
(1) Power suplay equipment, yang dihasilkan oleh mesin-mesin besar yang dikenal sebagai "Prime Move” (penggerak utama).
(2) Distribution (tranmission) equipment, yang berfungsi meneruskan tenaga yang diperlukan untuk operasi pemboran. Sistem tranmisi dapat dikerjakan dengan salah satu dari sistem, yaitu sistem tranmisi mekanis dan sistem tranmisi listrik.
1. PRIME MOVER UNIT
Hampir semua rig menggunakan “Internal combustion engines". Penggunaan mesin ini di tentukan oleh besarnya tenaga pada sumur yang didasarkan pada casing program dan keadaan sumur. Tenaga yang dihasilkan prime mover berkisar antara 500 sampai 5000 hp.
Letak prime mover tergantung dari beberapa faktor :
(1) Sistem tenaga tranmisi yang digunakan
(2) Ruang yang tersedia, dsb.
Beberapa letak prime mover adalah :
• Di bawah rig
• Di atas lantal bor
• Di samping (disisi rig) :
(a) diatas tanah
(b) diatas lantal bor
(c) pada struktur yang terpisah jauh dari rig.
Jumlah unit mesin yang diperlukan :
(1) Dua atau tiga, pada umumnya operasi pemboran memerlukan dua atau tiga
mesin.
(2) Empat, untuk pemboran yang lebih dalam memerlukan tenaga yang lebih
besar sehingga mesin yang diperlukan dapat mencapai empat mesin.
Jenis mesin yang digunakan :
(1) Diesel (compression) engines
(2) Gas (spark ignition) engines
1.1 DISTRIBUSI TENAGA PADA RIG
Rig tidak berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh tidak mencukupi. Sebagian besar tenaga yang dihasilkkan mesin didistribusikan untuk drawwork, Rotary rable dan mud pumps. Disamping itu juga diperlukan untuk penerangan, instrumen rig, engine fans, air conditioner, tenaga tranmisi.
Tenaga tranmisi oleh satu mesin atau lebih harus diteruskan ke komponen-komponen utama rig, yaitu sistem pengangkatan, sistem putar dan sistem sirkulasi.
Transmisi tenaga ini dilakukan dengan salah satu metode sbb :
• Mechanical power tranmission
• Electrical power Tranmission
1.2. Mechanical Power Transmission.
Mechanical power tranmission (tranmisi tenaga mekanik) berarti tenaga yang dihasilkan oleh mesin-mesin harus diteruskan secara mekanis.
Proses transmisi ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
• Tenaga yang dihasilkan oleh primme mover harus dihubungkan bersama-sama dengan mesin-mesin yang lain untuk mendapatkan tenaga yang mencukupi. Hal ini dilakukan dengan Hydraulic coupling (torque conventers) jang dihubungkan bersama-sama (compounded).
• Tenaga ini kemudian diteruskan melalui sistim roda gigi (elaborate sprocket) dan chain linking system (sistem rantai), yang secara fisik mendistribusikan tenaga ke unit-unit yang membutuhkan tenaga.
• System ini sekarang banyak digantikan dengan Electric Power Transmission.
1.3. Electric Power Transmission
Sebagian besar drilling rig menggunakan Diesel electric dan tenaga listrik yang harus dialirkan melalui kabel.
Pada sistem diesel electric mesin diesel digunakan tenaga listrik dari generator listrik, yang dipasang di depan block. Generator menghasilkan arus listrik, yang dialirkan melalui kabel ke suatu "Control Unit”.
Dari control cabinet, tenaga listrik diteruskan melalui kabel tambahan ke motor listrik yang langsung dihubungkan ke sistem peralatan.
Beberapa keuntungan penggunaan electric power transmission :
(1) Lebih fleksibel letaknya
(2) Tidak memerlukan rantai penghubung
(3) Umumnya lebih kompak dan portabel
Diposting oleh migasnet01_novi715 di 01.06 0 komentar
Power System
Sistem tenaga pada operasi pemboran terdiri dari dua subkomponen utama, yaitu :
(1) Power suplay equipment, yang dihasilkan oleh mesin-mesin besar yang dikenal sebagai "Prime Move” (penggerak utama).
(2) Distribution (tranmission) equipment, yang berfungsi meneruskan tenaga yang diperlukan untuk operasi pemboran. Sistem tranmisi dapat dikerjakan dengan salah satu dari sistem, yaitu sistem tranmisi mekanis dan sistem tranmisi listrik.
1. PRIME MOVER UNIT
Hampir semua rig menggunakan “Internal combustion engines". Penggunaan mesin ini di tentukan oleh besarnya tenaga pada sumur yang didasarkan pada casing program dan keadaan sumur. Tenaga yang dihasilkan prime mover berkisar antara 500 sampai 5000 hp.
Letak prime mover tergantung dari beberapa faktor :
(1) Sistem tenaga tranmisi yang digunakan
(2) Ruang yang tersedia, dsb.
Beberapa letak prime mover adalah :
• Di bawah rig
• Di atas lantal bor
• Di samping (disisi rig) :
(a) diatas tanah
(b) diatas lantal bor
(c) pada struktur yang terpisah jauh dari rig.
Jumlah unit mesin yang diperlukan :
(1) Dua atau tiga, pada umumnya operasi pemboran memerlukan dua atau tiga
mesin.
(2) Empat, untuk pemboran yang lebih dalam memerlukan tenaga yang lebih
besar sehingga mesin yang diperlukan dapat mencapai empat mesin.
Jenis mesin yang digunakan :
(1) Diesel (compression) engines
(2) Gas (spark ignition) engines
1.1 DISTRIBUSI TENAGA PADA RIG
Rig tidak berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh tidak mencukupi. Sebagian besar tenaga yang dihasilkkan mesin didistribusikan untuk drawwork, Rotary rable dan mud pumps. Disamping itu juga diperlukan untuk penerangan, instrumen rig, engine fans, air conditioner, tenaga tranmisi.
Tenaga tranmisi oleh satu mesin atau lebih harus diteruskan ke komponen-komponen utama rig, yaitu sistem pengangkatan, sistem putar dan sistem sirkulasi.
Transmisi tenaga ini dilakukan dengan salah satu metode sbb :
• Mechanical power tranmission
• Electrical power Tranmission
1.2. Mechanical Power Transmission.
Mechanical power tranmission (tranmisi tenaga mekanik) berarti tenaga yang dihasilkan oleh mesin-mesin harus diteruskan secara mekanis.
Proses transmisi ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
• Tenaga yang dihasilkan oleh primme mover harus dihubungkan bersama-sama dengan mesin-mesin yang lain untuk mendapatkan tenaga yang mencukupi. Hal ini dilakukan dengan Hydraulic coupling (torque conventers) jang dihubungkan bersama-sama (compounded).
• Tenaga ini kemudian diteruskan melalui sistim roda gigi (elaborate sprocket) dan chain linking system (sistem rantai), yang secara fisik mendistribusikan tenaga ke unit-unit yang membutuhkan tenaga.
• System ini sekarang banyak digantikan dengan Electric Power Transmission.
1.3. Electric Power Transmission
Sebagian besar drilling rig menggunakan Diesel electric dan tenaga listrik yang harus dialirkan melalui kabel.
Pada sistem diesel electric mesin diesel digunakan tenaga listrik dari generator listrik, yang dipasang di depan block. Generator menghasilkan arus listrik, yang dialirkan melalui kabel ke suatu "Control Unit”.
Dari control cabinet, tenaga listrik diteruskan melalui kabel tambahan ke motor listrik yang langsung dihubungkan ke sistem peralatan.
Beberapa keuntungan penggunaan electric power transmission :
(1) Lebih fleksibel letaknya
(2) Tidak memerlukan rantai penghubung
(3) Umumnya lebih kompak dan portabel
Diposting oleh migasnet01_novi715 di 01.06 0 komentar