BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

my c0unter visit0r

Rabu, 17 Juni 2009

Blowout




Blowout adalah suatu peristiwa mengalirnya minyak, gas atau cairan lain dari dalam sumur minyak dan gas ke permukaan atau di bawah tanah yang tidak bisa dikontrol. Peristiwa ini bisa terjadi ketika tekanan hidrostatis lumpur pemboran lebih kecil dari tekanan formasi.

Blowout umumnya terjadi pada saat pemboran sumur eksplorasi minyak dan gas. Untuk mencegah terjadinya blowout digunakan peralatan pemboran yang disebut alat pencegah sembur liar (blowout preventer).

PERKEMBANGAN INDUSTRI MIGAS di INDONESIA

Pengusahaan minyan dan gas bumi di Indonesia mencatat kemajuan pesat sejak Pertamin dan Permina diintegrasikan ke dalam Pertamina. Seluruh operasi perminyakan yang mencakup berbagai aspek kegiatan dapat iarahkan pada sasaran yang dituju oleh Pemerintah.
Peranan minyak, yang menyangkut berbagai aspek pembanguna,menjadikan minyak sebagai unsur penting di dalam ketahanan nasional. Seluruh bidang perminyakan, produksi, pengolahan, distribusi,pengangkutan, maupun pemasaran minyak mentah menjadi semakin penting dan harus dipegang langsung oleh Pertamina.
Sistem bagi hasil, yang diterapkan di dalam bidang eksplorasi dan produksi, bukan saja telah memberikan keuntungan lebih besar kepada negara, tetapi juga merupakan landasan bagi kerja sama dengan para kontraktor minyak asing. Peranan minyak yang kian penting disemua sektor dan harganya yang terus melonjak, telah menyebabkan ditingkatkannya pencarian minyak ke daerah – daerah yang lebih sulit.
Pencarian minyak bumi di Indonesia, sampai tahun 60-an masih terbatas dilakukan di daratan. Sejak penemuan lapangan Cinta(1970)lapangan minyak pertama di lepas pantai Indonesia telah membuka kemungkinan mengerjakan daerahlepas pantai lainnya. Perkembangan teknologi maju telah memungkinkan pemanfaatan assosiatedgas maupun non assosiated gas untuk bahan ekspor (LNG) maupun bahan energi dalam negeri (LPG).
Sumber-sumber gas di beberapa tempat, baik di lepas pantai maupun di daratan dimanfaatkan dengan membangun unit pengolah yang memproduksi LPG. Beberapa unit pengolah LPG itu teletak di anjungan lepas pantai,yang dilengkapi dengan tangki penampung dan pelabuhan pengekspor.
Pemanfaatan sumber gas, untuk menunjang berbagai keperluan industri dalam negeri pertama kali dilakukan di Sumater Selatan dengan suatu jaringan pipa untuk pabrik pupuk Sriwijaya dan di Jawa Barat dengan sistem pipa gas Jawa Baratuntuk mensuplai pabrik pupuk, semen, pabrik baja Krakatau dankebutuhan industri dan rumah tangga di daerah Jakarta.
Naiknya kegiatan perminyakan Indonesia dapat dilihat dari kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract – PSC Indonesia). Pertamina telah menandatangani kurang lebih puluhan kontrak dengan perusahaan minyak asing.
Pertamina sebagai “pilar” dalam usaha-usahanya di bidang eksplorasi dan produksi ini menempuh jalan intensifikais dan ekstensifikasi. Kegiatan intensifikasi meliput peningkatan kegiatan secara kwalitatif di bidang eksplorasi,baik berupa studi regional, geologi lapangan, geofisik, seismik, pengeboran eksplorasi danevaluasi. Selain itu, dilakukan juga peningkatan kuatitatif di bidang produksi seperti pengembangan lapangan,pembangunan fasilitas produksi,studi reservoir dan studi lapangan produksi yang pernah ada.
Usaha ekstensifikasi meliputi usaha-usaha untuk menemukan daerah-daerahbaru yang dapat menghasilkan minyak. Pengembangan kegiatan eksplorasi dan produksi ini, di samping faktor dana, tenaga, peralatan maupun teknologi minyak yang sudah dimiliki, terutama didorong karena potensi dan kemampuan produksi minyak dan gas bumi.
Penemuan- penemuan sumur- sumur dan lapangan baru, baik di lepas pantai maupun di darat pada sekitar tahun 1970-an telah mampu memproduksi minyak mentah 1,6 juta barrel/hari (bbl/day). Untuk meningkatkan produksi,minimal mempertahankan produksi yang ada, diperlakukan dana yang besar. Untuk itu Pertamina mencari dana pinjaman, yaitu dengan kerja sama patungan atau pinjaman yang tak mengikat, seperti yang dijalankan dengan INOCO.

Peralatan Penyemenan

Proses penyemenan terdiri dari pencampuran air dengan semen dalam perbandingan tertentu dan dengan additive tertentu pula. Pendorongan semen dapat dilakukan dengan sistem sirkulasi ke belakang casing, ditekan masuk ke formasi atau ditempatkan sebagai suatu plug atau sumbat pada lubang yang tidak merupakan perforasi completion (misalnya disini open hole completion).

Peralatan penyemenan pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu peralatan di atas permukaan (surface equipment), dan peralatan bawah permukaan.

1. PERALATAN DI ATAS PERMUKAAN

Peralatan penyemenan terdapat di atas permukaan meliputi Cementing unit, Flow line, dan Cementing head.

A. Cementing Unit

Cementing unit adalah merupakan suatu unit pompa yang mempunyai fungsi untuk memompakan bubur semen (slurry) dan lumpur pendorong dalam proses penyemenan.
Cementing Unit terdiri dari :

• Tanki Semen
Untuk menyimpan semen kering.
• Hopper
Untuk mengatur aliran dari semen kering agar merata.
• Jet Mixer
Mixer yang umum digunakan sekarang ini adalah jet mixer dimana dipertemukan dua aliran yaitu bubur semen dan air yang ditentukan melalui venturi agar dapat mengalir dengan deras dan dapat menghasilkan turbulensi, yang dapat menghasilkan pencampuran yang baik dan benar-benar homogen. Densitas slurry dapat diukur dengan mud balance
• Motor penggerak pompa dan pompa semen
berfungsi untuk memompa bubur semen.

Jenis-jenis sementing unit :

1. Truck mounted cementing unit
2. Marine cementing unit
3. Skit mounted cementing unit
Mengontrol rate dan tekanan, jenis pompa dapat berupa duplex double acting piston pump dan single acting triplex plunger pump. Plunger pump lebih umum dipakai karena slurry dapat dikeluarkan dengan rate yang lebih uniform dan tekanannya lebih besar.

kilang minyak

kilang minyak adalah produksi fasilitas terdiri dari sekelompok teknik kimia unit proses dan unit operasi yang digunakan untuk memperbaiki bahan-bahan tertentu atau konversi bahan baku menjadi produk yang bernilai.

Underbalanced Drilling

Underbalanced drilling (UbD) adalah metode drilling dengan menggunakan mud weight yang SGnya lebih kecil daripada tekanan formasi. Adapun fungsinya adalah untuk mencegah atau mengurangi infiltrasi mud ke formasi yang dapat merusak formasi atau pembentukan skin pada formasi.
Underbalanced Drilling pada dasarnya mengebor sumur dengan menggunakan fluida, dimana densitasnya menghasilkan tekanan hidrostatis di dalam sumur yg lebih kecil daripada tekanan di formasi. Tujuan utamanya adalah meminimalkan “skin” atau formation damage, sehingga diharapkan produksi hidrokarbon akan lebih baik. Fluida yg umum digunakan bisa yang incompressible (air) atau yang compressible (angin, foam, aerated diesel, dsb). Aplikasi umumnya adalah re-entry drilling di reservoir yg mempunyai karakter:
1. Sensitif, mudah damage.
2. Depleted
3. Highly fractured

Tekanan formasi harus bisa diketahui seakurat mungkin sehingga fluida pengeboran dapat diprogram untuk mencegah kick dan juga mencegah loss circulation. densitas lumpur harus pas berada di celah antara tekanan formasi dan tekanan fracture. Pemboran underbalanced merupakan metoda pemboran dimana tekanan hidrodinamik dasar sumur didesain agar lebih kecil dibandingkan tekanan formasi.

Pada kondisi itu fluida reservoir masuk ke sumur dan ikut tersirkulasi ke permukaan. Ini tentu saja akan mempengaruhi sifat fisik fluida di annulus. Sifat fisik fluida di sumur pada pemboran underbalanced tidaklah mudah untuk ditentukan. Ini dikarenakan sifat fisik fluida dipengaruhi oleh tekanan hidrodinamik dan komposisi fluida, sementara tekanan hidrodinamik juga bergantung pada sifat fisik fluida. Selain itu komposisi fluida di annulus juga bergantung pada laju influks yang juga bergantung pada tekanan. Jadi kesemuanya itu saling berhubungan dan saling mempengaruhi sehingga membuat penentuan parameter transportasi cutting menjadi rumit. Untuk memecahkan masalah ini kemudian dilakukan filterasi antara tekanan, laju alir influks dan sifat fisik influks sampai didapat harga yang sesuai.

Pada studi ini, pemodelan aliran underbalanced digunakan fluida foam, emulsi, oil base mud dan aerated mud sebagai fluida pemboran dengan tiga macam fluida influks, yaitu minyak, air dan gas. Kombinasi dari tipe fluida pemboran dan influks membuahkan hasil perhitungan parameter transportasi cutting dan tekanan yang bervariasi. Pada tugas akhir ini dilakukan penentuan tekanan hidrodinamik pada operasi horizontal coiled tubing underbalanced drilling, sifat fisik fluida campuran, dan parameter transportasi cuttingnya. Selain itu dilakukan juga penentuan pengaruh beberapa faktor seperti ukuran coiled tubing, ukuran lubang, jenis fluida pemboran, dan Jenis influks terhadap pengangkatan cutting.

Salah satu contoh di daerah jatibarang, Berdasarkan data-data geologi dan reservoir, dapat disimpulkan bahwa tekanan formasi dilapisan Vulkanik Jatibarang telah mengalami penuruan gradien tekanan yang mana telah berada dibawah gradien tekanan abnormal. Dalam melakukan pemboran dengan air saja sudah akan menghasilkan tekanan hidridinamik diatas tekanan formasi, inilah penyebab hilangnya sirkulasi saat pemboran berlangsung. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut menggunakan pemboran underbalanced, dengan prinsip kerja yaitu tekanan kolom hidrodinamik lebih kecil Dibandingkan tekanan formasi.

Untuk mengatasi hilang sirkulasi yang terjadi pada pemboran menembus lapisan Vulkanik yang mengandung rekahan-rekahan alam dipergunakanlah gas untuk menurunkan berat dari sistim fluida pemboran. Dilakukan dengan cara menginjeksikan gas kedalam fluida dasar (fresh water). Pemboran underbalanced menggunakan fluida dengan sistim dua fasa (air dan gas) atau dikenal dengan gasfield system. Anallisa yang dilakukan terhadap sistim fluida pemboran ini untuk mengetahui keberhasilan dalam sistim pengangkatan terhadap cutting yang dipengaruhi oleh beberapa parameter yang berhubungan erat dengan tekanan dan temperatur dan supaya memperoleh laju Pemboran yang sangat baik.

Hasil analisa pengangkatan cutting pada pemboran underbalanced berguna untuk mengindentifikasi baik atau tidaknya pengangkatan cutting dan juga untuk merencanakan operasi pengangkatan cutting pada masa yang akan datang, supaya dapat memperoleh laju alir fluida yang optimal.

Pentingnya Logging

Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-data properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran tekanan formasi, pengambilan material formasi (coring) dari dinding sumur, dsb.


Logging tool (peralatan utama logging, berbentuk pipa pejal berisi alat pengirim dan sensor penerima sinyal) diturunkan ke dalam sumur melalui tali baja berisi kabel listrik ke kedalaman yang diinginkan. Biasanya pengukuran dilakukan pada saat logging tool ini ditarik ke atas. Logging tool akan mengirim sesuatu “sinyal” (gelombang suara, arus listrik, tegangan listrik, medan magnet, partikel nuklir, dsb.) ke dalam formasi lewat dinding sumur. Sinyal tersebut akan dipantulkan oleh berbagai macam material di dalam formasi dan juga material dinding sumur.



Pantulan sinyal kemudian ditangkap oleh sensor penerima di dalam logging tool lalu dikonversi menjadi data digital dan ditransmisikan lewat kabel logging ke unit di permukaan. Sinyal digital tersebut lalu diolah oleh seperangkat komputer menjadi berbagai macam grafik dan tabulasi data yang diprint pada continuos paper yang dinamakan log. Kemudian log tersebut akan diintepretasikan dan dievaluasi oleh geologis dan ahli geofisika. Hasilnya sangat penting untuk pengambilan keputusan baik pada saat pemboran ataupun untuk tahap produksi nanti.



Logging-While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan bersamaan pada saat membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat lumpur pemboran ke sensor di permukaan. Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa grafik log di atas kertas. LWD berguna untuk memberi informasi formasi (resistivitas, porositas, sonic dan gamma-ray) sedini mungkin pada saat pemboran.


Mud logging adalah pekerjaan mengumpulkan, menganalisis dan merekam semua informasi dari partikel solid, cairan dan gas yang terbawa ke permukaan oleh lumpur pada saat pemboran. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui berbagai parameter pemboran dan formasi sumur yang sedang dibor.

TEORI TERBENTUKNYA RESERVOIR MIGAS

Minyak dan gas bumi trebentukdari binatang-binatang purba yang tertimbun dalam tanah yang kemudian terendapkan baik pada lingkungan pengendapan darat, laut maupun transisi. Seiring dengan perjalanan waktu sisa-sisa binatang purba tersebut akan menjadi proses pematangan menjadi migas dalam batuan induk, kemudian akan bermigrasi sampai terperangkap ke dalamsuatu sistem reservoir dan terakumulasi disana.




Dalam mendapatkan tempat terakumulasinya migas dibawah permukaan, kita harus mencari struktur antiklin dari lapisan / cekungan suatu wilayah/ daerah.

Anticlinal Theory (Teori Antiklin) : Teori tentang akumulasi minyak, gas , dan air pada lapisan cembung dalam tatanan tertentu (air paling bawah) asalkan strukturnya mengandung batuan reservoir, yang berhubungan baik dengan batuan induk, dan ditutupi dengan batuan tudung.

Anticlinal Trap (Perangkap Antiklin) : Lapisan dalam struktur antiklin tempat akumulasi hidrokarbon.

Anticline (Antiklin) : Konfigurasi geologis yang lapisan-lapisan batuan sedimennya terlipat dan membentuk struktur yang cembung.

Rotary Drilling

Cara Melakukan Pemboran :

Bila sumur percobaan telah dipastikan letaknya dan pemboran telah diputuskan, pekerjaan-pekerjaan yang menanti sesudah itu cukup banyak. Jika kebetulan tempat tersebut jauh terletak dalam hutan, jalan-jalan harus dibangun terlebih dahulu atau merencanakan pengangkutan lewat udara. Berbagai fasilitas lain juga harus disiapkan seperti rumah, bengkel, perlistrikan, air dan lain-lain. Bilamana perlengkapan itu telah tersedia, barulah dibangun menara bor dan percobaan pemboran dapat dimulai.
Menara pemboran yang dipakai dalam mencari minyak ini terbuat dari rangka-rangka baja yang sangat kokoh yang tingginya kira-kira 40m. pada bagian sebelah bawah terdapat lantai yang ditengah-tengahnya terpasang sebuah meja putar yang digerakkan dengan mesin. Di bagian atasnya terdapat sebuah alat pengangkat dengan sebuah kerekan. Sebuah pipa persegi yang dinamakan “ Kelly” dikaitkan pada pipa bor sedangkan pada ujung sebelah bawah dipasang kawat bor yang bergerigi. Pahat ini bentuknya menyerupai pahat gurdi tukang kayu dan cara kerjanya hampir sama. Bila mesin dihidupkan dan meja putar mulai bergerak, pipa dan pahat bor ikut sama-sama berputar. Begitu pahat tersebut menyentuh tanah, maka mulailah proses pemboran sumur itu yang dibantu oleh tekanan berat batang-batang besi pembawa dan pipa bor. Manakala mata bor itu telah mencapai kedalaman dua atau tiga puluh kaki masuk ke dalam tanah, ia ditarik lagi ke atas untuk kemudian dipasang sebuah tabung atau pipa baru yang ditaruh tepat antara Kelly dan pahat bor. Pipa itu selanjutnya ditanam kembali sedalam mungkin dan pekerjaan pemboran dilanjutkan.
Semacam lumpur yang mengandung bahan-bahan kimia digunakan pada saat pemboran dijalankan. Lumpur ini dipergunakan sebagai alat pelicin dan pendingin pahat serta untuk menyumbat sisi-sisi lubang supaya tidak longsor. Ia dimasukkan ke dalam sumur dengan jalan memompakkan melalui tabung dan pahat bor. Lumpur ini kemudian naik kembali ke atas permukaan tanah melalui rantai bor dan dinding pipa dengan membawa kepingan-kepingan batu yang dikerat oleh pahat bor di dalam tanah.
Pada setiap kali penambahan pipa bor, rantai bor harus ditarik dahulu ke atas dimana penyambungan dilakukan. Itulah sebabnya menara itu dibuat cukup tinggi, supaya memungkinkan melakukan pakerjaan penambahan pipa-pipa tersebut.
Suatu usaha pemboran dikatakan berhasil bila terdapat indikasi-indikasi berupa kepingan-kepingan batu atau tanah yang terbawa oleh Lumpur dari dalam sumur kepermukaan.
Sistem Sirkulasi ( Circulating System )
Fungsi utama dari system sirkulasi adalah mengangkat serpihan cutting dari dasar sumur ke permukaan. Skema dari system sirkulasi dapat dilihat pada gambar 1. Fluida pemboran umumnya berupa suspensi dari clay dan material lainnya dalam air yang sering disebut dengan fluida pemboran. Aliran dari fluida pemboran melewati:
Dari steel tanks ke mud pump
Dari mud pump ke high-pressure surface connection dan ke drillstring
Dari drillstring ke bit
Dari nozzle bit ke atas annulus lubang dengan drillstring sampai ke permukaan
Masuk ke contaminant-removal equipment dan kembali ke suction tank.
Peralatan Utama dari Circulating System adalah :
Mud pump : Berfungsi untuk memompa fluida pemboran dengan tekanan tinggi. Ada dua macam mud pump yaitu : Duplex dan triplex, perbedaan utamanya adalah dalam jumlah torak dan cara kerjanya
Mud pits : Suatu kolam tempat lumpur sebelum disirkulasikan.
Sistem pit dan susunan dari peralatan yang menangani lumpur di atas pit dirancang atas pertimbangan drilling engineer.
Biasanya rig mempunyai dua atau tiga pit dengan ukuran lebar 8-12 ft, panjang 20-40 ft dan tinggi 6-12 ft. Volumenya berkisar antara 200-600 bbl.
Pada operasi-operasi di offshore dapat ditambahkan 1-3 pit untuk penyimpanan kelebihan lumpur dan untuk lumpur yang mempunyai densitas tinggi.
Pit pertama dilengkapi peralatan pengontrol solid. Dahulu pit kedua dipakai untuk tempat mengendapkan solid, walaupun ada perhitungan-prhitungan yang menunjukkan bahwa kebanyakan solid dalam lumpur tidak akan mengendap mengingat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan lumpur relatif singkat. Kini pit kedua dilengkapi beberapa peralatan pengontrol solid bila pit yang tersedia sejajar. Pada pit terakhir dilengkapi oleh pipa-pipa isap dan slugging pit untuk persiapan lumpur berat yang digunakan sebelum tripping dan pipa-pipa untuk memasukkan chemical treatment.
Pit-pit mempunyai sistem pengaduk yang memutar lumpur untuk mengurangi barite atau mngendapkan solid. Umumnya ada dua jenis pengaduk yaitu :
Perputaran kipas yang ditenggelamkan dan digerakkan masing-masing oleh motor listrik.
Pompa centrifugal dengan gerakkan jet dan lumpur yang ditembakkan untuk memecah viskositas yang tinggi dari lumpur di dalam lumpur.
Mud mixing equipment : Suatu peralatan yang berfungsi untuk mencampurkan bahan-bahan atau material pada lumpur dengan menggunakan mixing hopper.
Mixing Hopper : Peralatan berbentuk corong yang dipakai untuk menambahkan bahan-bahan padat ke dalam fluida pemboran pada saat treatment di dalam mud pit.
Contaminant removal : Suatu peralatan yang berfungsi untuk membersihkan fluida pemboran yang keluar dari lubang sumur setelah disirkulasi, terdiri dari:
Mud gas Separator, berfungsi untuk memisahkan gas-gas dari fluida pemboran.
Shale Shaker, berfungsi untuk memisahkan cutting berukuran besar dari fluida pemboran.
Degasser, berfungsi untuk memisahkan gas-gas dari fluida pemboran secara terus menerus.
Desander, berfungsi untuk memisahkan pasir dari fluida pemboran.
Desilter, berfungsi untuk memisahkan partikel-partikel yang ukurannya lebih kecil dari pasiR.

cadangan minyak terbesar

Ungkapan Kolonel Potts tahun 1888, bahwa jika salah satu dari tiga sektor utama bisnis minyak, yaitu produksi, distribusi, dan pemasaran, dikuasai, maka dua sektor lain akan dikuasai pula, telah menjadi sumber inspirasi bagi John D Rockefeller dalam mengelola perusahaannya, Standard Oil, yang merajai bisnis perminyakan pada awal abad ke-20.

Nama Standard Oil sekarang sudah tidak ada, tetapi jelmaan perusahaan minyak raksasa Amerika itu masih tetap menguasai bisnis yang menentukan dinamika politik dan perekonomian dunia hingga sekarang.

Rockefeller pantas bersumpah serapah ketika dikenai undang-undang antimonopoli (Antitrust Act) oleh Pemerintah Amerika Serikat pada tahun 1911 sehingga dia terpaksa memecah perusahaannya menjadi 35 buah, yang kebanyakan dengan nama singkatan SO, seperti SOHIO untuk Ohio, SOCONY untuk New York, Esso yang kemudian berubah menjadi Exxon, dan lain-lain. Perusahaan-perusahaan pecahan itu di kemudian hari mengalami merger lagi, seperti Exxon dan Mobil (gabungan SOCONY dan Vacuum Oil) menjadi ExxonMobil pada tahun 2000.

Rockefeller hingga anak keturunannya sampai sekarang telah menguasai ketiga sektor bisnis minyak secara keseluruhan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, yang 90 persen lebih produksi minyak mentahnya dikuasai asing.

Menguasai transportasi

Rockefeller memulai bisnisnya di Cleveland, Ohio, pada akhir 1800-an dengan menyewakan ratusan truk tangki pengangkut minyak mentah kepada perusahaan pengeboran minyak dari sumur minyak yang baru ditemukan saat itu. Perusahaan Rockefeller, Union Tanker Car, yang memiliki paten desain truk tangki (seperti yang sekarang digunakan Pertamina untuk mengangkut BBM), menguasai transportasi minyak mentah dari lokasi pengeboran di daerah Ohio ke tempat pengilangan minyak di New York.

Rockefeller sebenarnya bukanlah seorang ahli perminyakan. Dia hanyalah menyewakan truk tangki dan memperoleh keuntungan dari membeli ladang minyak dan kilang minyak dengan harga yang dipaksakan. Hal itu baru ketahuan setelah beberapa dekade kemudian.

Truk tangki buatan Union Tanker Car menjadi mesin uang saat itu menggantikan truk bak terbuka dari kayu, yang banyak dipakai sebelum tangki minyak ditemukan. Beberapa bulan setelah produksi dan pengangkutan mulai berjalan, dan setelah perusahaan-perusahaan pengilangan minyak baru selesai membangun kilang baru untuk menampung aliran minyak yang melimpah, Union Tanker membatalkan kontrak penyewaan angkutan tangkinya. Karena tidak ada perusahaan penyewaan lain, dalam beberapa bulan setelah melakukan investasi besar-besaran banyak perusahaan pengeboran dan pengilangan minyak yang terancam mengalami kebangkrutan. Kemudian Rockefeller mendatangi perusahaan-perusahaan yang dalam kondisi sekarat itu dan membelinya dengan harga yang sangat murah melalui lembaga keuangan Standard Oil.

Antara tahun 1900-1910 Standard Oil menguasai hampir seluruh ladang minyak di California, Texas, Arkansas, New Jersey, Ohio, dan beberapa negara bagian lain. 90 persen bisnis minyak Amerika saat itu berhasil dimiliki atau dikuasainya.

Untuk menghadapi undang-undang antimonopoli Pemerintah Amerika, Rockefeller kemudian mengambil sebagian besar asetnya untuk membentuk 12 bank, yang kemudian disebut Federal Reserve (The Feds), pada tahun 1911. Dua tahun kemudian dia berhasil menjual ke-12 bank itu kepada Kongres Amerika. Sejak tahun 1913 seluruh pajak negara dibayar melalui bank swasta dalam sistem Federal Reserve.

Dengan demikian, meskipun Standard Oil telah dipecah-pecah, Rockefeller masih tetap menguasai aset yang cukup untuk mendikte permainan politik Amerika dan dunia selama abad ke-20. Menurut Marshall Douglas Smith dalam tulisannya yang berjudul Black Gold Hot Gold (2001), perpolitikan dunia selama abad ke-20 sarat dengan skandal minyak. Dikatakan, Perang Dunia I dan II tidak lain juga hasil konspirasi Standard Oil bersama Shell dan British Petroleum (BP) untuk membagi-bagi peta ladang minyak dunia. Shell dan BP Oil sendiri juga merupakan perusahaan hasil merger atau telah diambil alih asetnya oleh pecahan perusahaan Standard Oil.

Perang Irak tidak lain juga merupakan sandiwara para pengusaha minyak raksasa multinasional. Majalah The Observer, yang terbit di London, menulis pada tanggal 26/1/2003, ChevronTexaco kemungkinan akan melaporkan kenaikan sebesar 300 persen. Chevron pernah merekrut hawkish Condoleezza Rice, Penasihat Keamanan Nasional Bush (sekarang Menlu AS), sebagai salah seorang anggota komisaris. Chevron sendiri awalnya juga merupakan gabungan dari dua pecahan perusahaan Standard Oil, yaitu Standard Oil California dan Standard Oil Kentucky.

Blok Cepu

Ceritanya beralih pada kasus Blok Cepu yang melibatkan ExxonMobil, yang merupakan penjelmaan Standard Oil 100 tahun yang lalu. Blok Cepu awalnya diusahakan oleh PT ####### Patra Gas (HPG) melalui technical assistance contract (TAC) dengan Pertamina. Dengan alasan tidak memiliki pendanaan yang cukup untuk mengeksploitasi cadangan minyak di blok itu, HPG kemudian melepas 49 persen sahamnya kepada Ampolex pada tahun 1997. Ampolex adalah perusahaan minyak yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh ExxonMobil.

Kontrak TAC HPG kemudian berubah menjadi TAC plus karena melibatkan investor asing. Menurut Kepala Badan Pengelolaan dan Pengawasan Kontraktor Asing (BPPKA) PT Pertamina Zuhdi Pane (Kompas, 28/2/ 2006), pelibatan investor asing dalam TAC sebenarnya tidak diperbolehkan secara peraturan perundang-undangan. Akan tetapi, pihak Ampolex melakukan pendekatan terhadap pemerintah Soeharto untuk diloloskan.

Dalam perkembangannya kemudian, Mobil Oil mengambil alih 100 persen saham ####### di Cepu melalui Ampolex dan kemudian merger dengan Exxon menjadi ExxonMobil. Setelah selesai kontrak tahun 2010, semestinya Blok Cepu 100 persen menjadi milik Pertamina. Padahal, dengan berlakunya UU Migas 22/2001, TAC yang ada tidak boleh diperpanjang lagi (Petroleum Report 2003, US Embassy).

Kenapa pihak ExxonMobil 'ngotot' untuk mengambil alih Blok Cepu dari PT HPG dan ingin memperpanjangnya hingga 30 tahun?

Cadangan prospektif Blok Cepu di kedalaman kurang dari 1.700 meter mencapai 1,1 miliar barrel, sedangkan cadangan potensial di kedalaman di atas 2.000 meter diperkirakan 11 miliar barrel. Dengan demikian, Blok Cepu mengandung cadangan minyak terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia melampaui cadangan minyak di Indonesia secara keseluruhan, yang diperkirakan selama ini hanya sekitar 9,7 miliar barrel. Pihak ExxonMobil sudah barang tentu mengetahui hal ini. Adakah ExxonMobil lewat lobinya ke Pemerintah AS ikut menekan Indonesia hingga terjadi amandemen UUD 1945?

Tanggal 19 Mei 2003 majalah Time menulis, Selama lebih dari setengah abad, politik luar negeri AS yang berkaitan dengan minyak secara tipikal selalu manipulatif atau menyeleweng. Pola intrik yang dilancarkan AS mulai dari penulisan undang-undang secara rahasia hingga bentuk pelengseran sebuah pemerintahan yang mempunyai tingkat kebebasan terlalu tinggi dalam menangani penjualan minyaknya.

Menurut Marshall Douglas Smith juga, sebanyak 38 presiden Amerika terakhir seluruhnya adalah orang Standard Oil kecuali satu, Jimmy Carter.

Kontroversi Blok Cepu bukanlah pengecualian dari bentuk pola bisnis yang dikembangkan oleh ExxonMobil. Sungguh ironis, para pemimpin nasional kita menolak penguasaan Blok Cepu oleh bangsanya sendiri.